Ada kalanya langit putih bersih, adakalanya ia hitam pekat, atau seperti saat senja. Merindukanmu sama seperti para musafir di tengah padang pasir yang mengharapkan turunnya air langit. Merindukanmu sama seperti menahan nafas saat melewati bak sampah, sesak. Merindukanmu tak akan ada habisnya hingga pertemuan menemui kita.
Kalau sudah begini siapa yang patut untuk disalahkan? Aku, kamu atau kita? Ah, mungkin waktu dan jaraklah yang enggan berbagi kebaikan kepada kita saat ini. Saat air langit membasahi bumi seperti ini, kenapa perasaan yang begitu menyesakkan dada itu muncul? Ditambah dengan keberadaan kita yang hanya 2 jam perjalanan saja jika ditempuh dengan benda maha canggih 'pesawat'.Rindu tak bisa ditembus dengan pesawat jika raga tetap tak bertemu.
Kita itu seperti senja, kehadirannya begitu dinanti oleh para photographer karena keindahannya. Dimataku, dalam keadaan apapun, kau tetap yang terindah.
Dan kini kau benar - benar seperti senja, hadir dalam waktu sekejap tapi dengan panantian yang lama.
Minggu, 17 Februari 2013
Merindu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar